Saturday, October 10, 2020

Budaya Tarian Manado (Minahasa)

 

Kabasaran adalah sebuah tarian Perang dimana Para Penari Memakai Pakaian Serba Merah, Mata Melotot, Wajah garang, Diiringi tambur sambil membawa pedang dan tombak Tajam membuat tarian kabasaran amat berbeda dengan tarian lainnya di Indonesia yang umumnya mengumbar senyum dengan gerakan yang lemah gemulai

Tarian ini merupakan tarian keprajuritan tradisional Minahasa, uang diangkat dari kata Wasal, yang berarti Ayam Jantan yang dipotong jenggernya agar supaya sang ayam menjadi lebih garang dalam bertarung.

Pada jaman daulu penari kabasaran, hanya menjadi penari pada upacara-upacara adat. Namun dalam kehidupan sehari-harinya mereka adalah petani. Apabila Minahasa berada dalam keadaan perang, maka para penari kabasaran menjadi Waranei (prajurit perang). Bentuk dasar dari tarian ini adalah sembilan jurus pedang (santi) atau Sembilan jurus tombak (wengkouw) dengan langkah kuda-kuda 4/4 yang terdiri dari dua langkah ke kiri dan dua langkah ke kanan



Tiap penari kabasaran memiliki satu senjata tajam yang merupakan warisan dari leluhurnya yang terdahulu, karena penari kabasaran adalah penari yang turun temurun, Tarian ini umumnya terdiri dari 3 babak (sebenarnya ada lebih dari 3 tapi nanti bakal kepanjangan bro)


1. Cakalele yang berasal dari kata "saka" yang artinya berlaga dan "lele" artinya berkejaran melompat-lompat. Babak ini dulunya ditarikan ketika prajurit akan pergi berperang atau sekembalinya dari perang. Atau, babak ini menunjukkan keganasan beroerang pada tamu agung, untuk memberikan rasa aman pada tamu agung yang datang berkunjung bahwa setan-pun takut mengganggu tamu agung dari pengawalan penari Kabasaran

2. Babak kedua ini Disebut Kumoyak, yang berarti berasal dari kata "koyak" artinya, mengayunkan senjata tajam pedang atau tombak turun naik, maju mundur untuk menenteramkan diri dari rasa amarah ketika beroerang. kata "koyak" sendiri bisa berarti membujuk roh dari pihak musuh yang telah dibunuh dalam peperangan
3. Lalaya'an. dimana para penari menari bebas riang gembira melepas diri dari rasa berang, keseluruhan tarian ini berdasarkan aba-aba atau komando pemimpin tari yang disebut "Tumu-tuzuk" (Tombulu) atau "sarian" (Tonsea). Aba-aba diberikan dalam bahasa sub-etnik tombulu, Tonsea, Tondano. Pada Tarian seluruh  penari harus berekspresi garang tanpa boleh, tersenyum,

.

No comments:

Post a Comment

Mengenal Kota Manado

 Pesona Kota Manado terkenal akan tempat wisata akan pantai dan pulau-pulau bukan hanya sekedar tempat wisata melainkan Kota Manado Juga Dik...